Monday, April 19, 2010

Jauh dari Tuhan

Hidup yang jauh dari Tuhan. Iblis itu paling suka kalau kehidupan rohani kita jauh dari Tuhan. Sudah terbukti. Aku sudah merasakan hal itu. Hari ini, aku merasakan akibat terbesar dari kehidupanku yang jauh dari Tuhan. Hari ini Tuhan menyentakkan aku dengan hebatnya. Sejumlah tangis sudah tidak mungkin mengembalikan semuanya.

Berawal dari hari minggu, tanggal 11 April 2010. Hari itu seharusnya aku dan keluargaku menguduskan hari sabat. Tapi tidak dilakukan. Gereja jam pagi dan siang aku lewatkan dalam mimpi begitu juga gereja jam sore yang kulewatkan dengan hujan dan belajar AKM II. Ditambah lagi, di keluarga besar masih tersimpan budaya chimbing (kalau untuk keluargaku itu hanya sarana berkumpul saja tanpa ada sembahyang). Jadi siang hari sampai sore papaku pergi chimbing, sehingga tidak ada yang antar ke gereja di sore harinya.

Iblis berhasil membuat aku jauh dari Tuhan dengan tidak melaksanakan perintah Allah yang ke-4.

Hari-hari selanjutnya adalah padat-padatnya UTS. Setiap hari, aku bersaat teduh diliputi dengan rasa ingin cepat selesai dan segera belajar. Hanya menjadi pemenuhan komitmen saya dengan Tuhan untuk membaca firman tiap hari. Esensi dari saat teduh tidak aku dapatkan, tidak ada komunikasi, tidak ada kedekatan dan tidak ada hubungan dengan Tuhan. Intinya hanya satu : "Membaca firman, berdoa dan segera belajar. Tuhan menyertai"

Salahkah aku untuk bersaat teduh seperti itu? Salah besar.

Sudah cuma baca saja tanpa merenungkan, tidak menunggu datangnya hikmat dari Tuhan. Hanya meminta berkat, penyertaan dan pertolongan saja untuk hal-hal yang aku perhamba yaitu UTS. Padahal, sebelum ini saya mendapat Firman tentang bagaimana bersaat teduh yang berkenan di hadapan Allah. Baca "7 M". Tapi, tidak berlaku waktu UTS. Serasa 24 jam tidak cukup, andaikan saja waktu ujian-ujian Tuhan memberikan waktu lebih dari 24 jam.

Iblis berhasil memperhamba aku dengan UTS, sehingga hubunganku dengan Tuhan tidak intim.

Hari Minggu, tanggal 18 April 2010. Kali ini tidak kulewatkan lagi saat-saat ke gereja. Awalnya aku ingin 'menebus' minggu lalu karena tidak ke gereja sekaligus mengucap syukur atas UTS kemarin-kemarin dan minta penyertaan untuk UTS di 2 hari ke depan. Pulang dari gereja, aku memecahkan plastik yang berisi kuah bakwan di mobil, hasilnya kursi mobil langsung dipenuhi dengan kuah bakwan beserta bawang-bawangnya (untung bakwannya di plastik terpisah jadi tidak ikut kocar-kacir). Namanya juga mobil yang bisa dibilang cukup baru (belum setahun belinya) jadi sangat di eman / di jagai sebaik mungkin. Alhasil, Papaku langsung marah besar. Aku dihina-hina, dikata-katai (Sensor saja deh! soalnya sangat sangat sangat menyakitkan). Aku merasa tidak berguna hidup di dunia ini, aku nggak ingin lagi hidup, mentalku sudah jatuh, aku tidak peduli lagi sama pelayananku yang penting Tuhan segera mencabut nyawaku saja. Cukup. Aku tidak perlu lagi hidup di dunia ini.

Aku menangis seharian. Luka itu tergores dengan tajamnya. Tidak akan kembali lagi seperti semula. Aku kecewa dengan apa yang ada. Setelah tidur seharian, perasaanku kembali ceria. Tidak mungkin aku mencoba bunuh diri, aku berusaha untuk berpikir realistis dan jernih, akhirnya aku kembali ke aktivitasku yang seharusnya.

Iblis berhasil membuat aku membenci kehidupan dan semakin menjauhkan aku dari Tuhan, dari keluargaku, dan dari diriku (akal sehat, hati, kekuatan dan pikiran).

Malamnya aku belajar untuk ujianku hari ini (19 April 2010). Jadwal yang aku punya, hari ini aku ujian jam 16.30 jadi aku bersantai-santai belajarnya, toh masih ada hari esok kok.

Ternyata hari ini, sekitar jam 14.45, aku mendapat sms dari teman saya (1 kelas di mata kuliah yang diujikan) dia bertanya kalau aku tidak ikut ujian kah. Setelah melewati berbagai perbincangan, ternyata ujianku jam 13.30!!!

Jantungku rasanya mau meledak. Kupukul dadaku keras-keras (supaya jantungku ga jadi meledak). Aku langsung teriak hingga membuat mamaku kaget dan aku ceritakan apa yang terjadi. Setelah itu, aku harus merelakan 1 mata kuliah ini tidak ikut UTS. Aku orang yang sangat menghargai sekolah, aku niat sekolah dan aku niat belajar. Aku bukan orang yang ingin mengecewakan orang tua saya yang sudah membiayai saya sekolah dengan mahal untuk membawa nilai yang jelek di hadapan mereka. Aku orang yang ingin maju. Aku orang yang ingin lepas dari kondisi saat ini untuk membawa keluarga saya menjadi lebih baik lagi. Tentunya, aku belajar sebaik-baik mungkin, di kelas perhatianku tertuju pada dosen bukan untuk mengobrol atau sekedar izin ke toilet. Aku selalu merasa sayang dengan waktu yang harus teralihkan kalau aku meninggalkan penjelasan dosen dengan alasan ke toilet, sms-an, mengobrol dengan teman, dsb. Tidak ikut UTS benar-benar kesalahan yang fatal!!

Biarpun aku berteriak atau menangus atau bagaimana pun juga tetap tidak bisa mengembalikan keadaan yang ada!

Tuhan menegur aku dengan hebatnya! Melepaskan aku dari hamba dosa. Mengembalikan hubunganku dengan Tuhan, keluargaku dan diriku hanya dengan kuasa darahNya.

Saat aku menulis ini, aku sudah menelpon seorang teman baikku (saudaraku di dalam Tuhan). Tuhan memakai dia untuk membukakan mataku dan menyuruhku untuk mengatakan supaya iblis dienyahkan dan aku segera kembali pada Tuhan. Aku sadar, kerohanianku ini memang mengalami kemajuan yang pesat sejak aku berkuliah di UK Petra ini, tetapi justru itu iblis juga semakin tidak senang dan terus menerus mengganggu dari hari ke hari semakin kuat godaan iblis yang melanda.

Saat ini aku khawatir dengan 1 mata kuliah ini, tetapi firman hari ini berkata gunakan permainan kata-kata, ketika sedang khawatir katakan, "Tuhan adalah gembalaku, aku sedang khawatir." (Mazmur 23).

Niscaya kekhawatiran dalam bentuk apapun tidak akan mengombang-ambingkan kehidupan kita. Amin.